Gerakan Pramuka sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter bangsa, untuk menjalankan tujuan pemerintah yaitu Revolusi Mental. Tentunya yang diharapkan oleh pemerintah adalah munculnya calon-calon penerus bangsa yang berkarakter dan memiliki mental kebangsaan, sehingga siap untuk berbakti dan mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia.
Hal tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk melatih fisik dan mental pramuka Indonesia yang dikemas secara menarik, inovatif, kreatif, edukatif dan rekreatif. Salah satunya adalah Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) ke VII tahun 2015 yang dilaksanakan pada 23-30 November 2015 bertempat di Bumi Perkemahan Gunung Jae, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, kegiatan ini diikuti oleh lebih dari tiga ribu anggota pramuka dari seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan PWN 2015 ini merupakan ajang bagi anggota pramuka Indonesia untuk menjalankan misi Trisatya, yaitu “menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat”. Betapa tidak, disana para anggota pramuka melakukan berbagai kegiatan bakti kepada masyarakat seperti memperbaiki rumah kumuh, membantu pembangunan jembatan sederhana yang sudah digagas oleh masyarakat setempat, memperbaiki tempat beribadah, dan lain sebagainya. Tentunya, para anggota pramuka sudah dibekalinya dengan berbagai keahlian dan keterampilan, serta keikhlasan dalam menolong, sehingga dapat memaksimalkan kegiatan tersebut.
Selain membantu masyarakat dalam memperbaiki dan membangun fasilitas disana, anggota pramuka juga turut serta dalam kegiatan silaturahmi bersama masyarakat NTB, terutamanya anak-anak di daerah tersebut, dengan cara adanya kunjungan ke sekolah-sekolah, untuk berkenalan sekaligus memperkenalkan daerah masing-masing, sehingga anak-anak di sana dapat lebih mengenal luasnya wilayah Indonesia dan ragam budaya serta bahasanya yang beraneka ragam ini, yang diharapkan dapat menimbulkan rasa cinta tanah air Indonesia ini.
Karena kegiatan PWN ini berfokus pada kegiatan bakti masyarakat, maka para anggota pramuka ini disebar ke lima lokasi sub-camp, yaitu Kotaraja Lombok Timur, Wajageseng dan Karang Sidemen Lombok Tengah, Gili Terawangan Lombok Utara, dan Desa Sedau Lombok Barat. Hal ini dilakukan supaya tujuan dari bakti masyarakat ini dapat terlaksana semaksimal mungkin dan dapat mencakup wilayah yang luas dalam tujuh hari.
Oleh karena itu, kegiatan PWN 2015 ini dipandang sebagai salah satu pengabdian Pramuka Indonesia kepada bangsa, negara, dan tanah air Indonesia tercinta ini. Pengabdian yang didasari oleh rasa cinta, rasa sayang, rasa memiliki, dan rasa ikhlas yang ditunjukan oleh anggota pramuka Indonesia ini tanpa pamrih dan tanpa menginginkan imbalan apapun, hanya sebatas untuk berbakti dan mengabdi kepada bangsa, negara, dan tanah air Indonesia ini.
PWN 2015 merupakan pengabdian. Kunci utama suatu pengabdian adalah keikhlasan. Tanpa rasa ikhlas, pengabdian yang ingin diciptakan tidak akan pernah tercapai. Seperti yang dikatakan Kak Adhyaksa Dault ketika membuka kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional ke VII tahun 2015 ini di NTB (23/11), “Kelapa itu ikhlas dijadikan apapun oleh manusia. Pramuka wajib ikhlas jadi apapun demi kemanusiaan dan Indonesia”. Ujar beliau. Ungkapan Kak Adhyaksa Dault ini sangatlah dalam dan penuh arti, disini kita dapat merenungkan bahwa kita selaku Pramuka Indonesia harus bisa menjadi orang-orang yang ikhlas dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Tanpa mengharapkan suatu imbalan akan apa yang kita lakukan, baik itu besar maupun kecil, dan baik itu susah maupun mudah.
Jadi, SUDAHKAH KITA BERBAKTI UNTUK NEGARA INI?