LAPORAN BIOLOGI
Bryophyta Dan Pteridophyta
Diajukan
untuk memenuhi tugas pengamatan biologi dari
Bapak
Drs. Rostiyana M.Pd.
Oleh :
Maulana Rafiq Ramadhan
SMA
NEGERI 1 MAJALENGKA
Jl.
K.H Abdul Halim Nomor 113 Telp/Fax :(0233) 281220 Majalengka 45418
Email
: smansa_mjl@yahoo.co.id Website : www.smasa-mjl.sch.id
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
ESA, Karena atas limpahan karunianya Laporan Hasil Pengamatan Bryophyta dan Pteridophyta, ini dapat terselesaikan.
Laporan Pengamatan ini berisi tentang pengamatan Bryophyta dan Pteridophyta baik mengenai
ciri-ciri maupun cara reproduksinya. Sehingga kita mempunyai pengetahuan
mengenai gejala bakteri yang akan berguna bagi kita di kehidupan, baik sekarang
maupun mendatang.
Untuk itu semoga bagi para pembaca bisa mengambil
sedikit ilmu dalam Laporan Pengamatan ini.
Bagi pembimbing kami memohon saran dan kritiknya
mengenai Laporan Pengamatan ini, sehingga kami bisa memperbaiki hal-hal
kekurangan dalam Laporan Pengamatan ini.
Majalengka, 23 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….......
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
A.
Latar
belakang………………………………………………………………………...
B.
Tujuan
pengamatan…….……………………………………………………………..
C.
Rumusan
masalah…………………………………………………………………….
D.
Hipotesis………………………………………………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………………….
BAB III METODE PENGAMATAN…………………………………………………………
A.
Objek pengamatan…………………………………………………………………….
B.
Lokasi
pengamatan……………………………………………………………………
C.
Waktu
pelaksanaan pengamatan……………………………………………………
D.
Alat
dan bahan………………………………………………………………………...
E.
Langkah
kerja…………………………………………………………………………
BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN…………………………………………………….
BAB V KESIMPULAN…….………………………………………………………………….
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) merupakan
organisme eukariotik yang dengan mudah kita dapatkan di kehidupan sehari-hari.
Secara sepintas, kedua tumbuhan ini berwarna kecil dan hijau, serta biasanya
menempel pada dinding-dinding yang sudah tua.
Namun
secara ilmiah kita bisa mendapatkan informasi-informasi penting mengenai kedua
tumbuhan ini, dengan cara melakukan Metode Ilmiah. Dengan Metode Ilmiah kita
bisa mengetahui ciri-cirinya, cara reproduksinya, dan tempat hidupnya.
Selain itu, Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) juga bermanfaat
dalam kehidupan kita, diantaranya menjadi bahan obat, bahan penggosok
(ampelas). Tentu hal itu dapat diketahui dengan melalui Metode Ilmiah. Untuk
itu Metode ilmiah sangan berguna dalam membantu usaha mensejahterakan manusia.
B.
Tujuan Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati struktur Bryophyta dan mengamati struktur Pteridophyta.
C. Rumusan Masalah
Ø Bagaimana struktur Bryophyta ?
Ø Bagaimana struktur Pteridophyta ?
D. Hipotesis
Ø Ada yang berbentuk lembaran
(Hepaticopsida), kecil dan tegak (Bryopsida), serta berukuran kecil sekitar 1-2
cm
Ø Sudah berbentuk kormus atau sudah
memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati yang menyirip.
BAB
II
LANDASAN TEORI
Ø
Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan
tumbuhan kecil yang termasuk dalam Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum,
"lumut").
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas
antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan
daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati.
Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa
akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang
mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut"
dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula
lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta
terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun,
perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini
parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk
ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut
(termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam
daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap
gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan
demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak
dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan
sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua
organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan.
Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang untuk
membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang
tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit.
Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk
mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut
sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk
melalui meiosis.
Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu
berkas-berkas yang disebut protonema.
Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan
gametofit baru.
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen
tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit
dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan
membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada
musim kemarau.
Ø
Tumbuhan
Paku
Tumbuhan paku atau paku-pakuan adalah
sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki
pembuluh kayu dan pembuluh
tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya.
Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai
alat perbanyakan generatifnya, sama
seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali
daerah bersalju abadi
dan daerah kering (gurun). Total spesies yang
diketahui hampir 10.000, dengan perkiraan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.
Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah
yang lembab.
Paku-pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh
marginal, seperti lantai hutan yang lembab, tebing perbukitan, merayap pada
batang pohon atau batuan, di dalam kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik, serta
sela-sela bangunan yang tidak terawat. Meskipun demikian, ketersediaan air yang
mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan karena salah satu tahap
hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai media bergeraknya sel
sperma menuju sel telur.
Tumbuhan paku merajai hutan-hutan dunia di Zaman
Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan
paku. Serasah hutan
tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan
mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
Menurut petunjuk-petunjuk paleontologi, banyak
yang bersepakat bahwa dari suatu bentuk tumbuhan paku purba terwujudlah tumbuhan
berbiji, suatu kelompok tumbuhan yang mendominasi vegetasi masa
kini. Akibatnya, menurut pendapat tersebut, tumbuhan paku merupakan kelompok
yang parafiletik.
Pendapat ini agak berbeda dengan petunjuk yang diperoleh dari pengamatan biologi
molekular. Menurut pendapat dari kalangan ini, tumbuhan paku (minus
kelompok Lycophytina) merupakan "saudara" dari tumbuhan berbiji, sehingga
tumbuhan paku merupakan kelompok yang monofiletik.
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa
pohon (paku pohon,
biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi
biasanya berupa terna dengan rimpang yang
menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa
Inggris frond) yang menyangga daun dengan
ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung
seperti gagang biola dan
menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu tersusun sebagai
daun majemuk.
Daur hidup tumbuhan paku mengenal metagenesis
/pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit.
Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena
menghasilkan spora. Bentuk
generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium
(prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna
hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai
penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora
yang jatuh di tempat yang lembap. Dari prothallium berkembang anteridium
(antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin
jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum
atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang
menjadi zigot, yang
pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
BAB
III
METODE
PENGAMATAN
A.
OBJEK PENGAMATAN
Objek yang kami amati
adalah Bryophyta
(Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku).
B.
LOKASI PENGAMATAN
Lokasi
kami melaksanakan kegiatan pengamatan ini bertempat di Ruangan Kelas X-MIA-4 SMAN 1 Majalengka.
C.
WAKTU
PELAKSANAAN PENGAMATAN
Waktu
pelaksanaan kegiatan pengamatan yang kami lakukan pada tanggal 16 Januari 2013
, Pukul 09.30-11.30 .
D. ALAT DAN BAHAN
Ø
Tumbuhan Lumut (Lumut Hati, Lumut Daun, Lumut Tanduk)
Ø
Tumbuhan Paku (Paku Sejati, Paku Ekor Kuda, Paku Kawat)
Ø
Lup
E. LANGKAH KERJA
Ø
Siapkan alat dan bahan.
Ø
Amati tumbuhan lumut dan tumbuhan paku satu persatu.
Ø
Catat data hasil pengamatan.
Ø
Gambar hasil pengamatan dalam lembar pengamatan.
Ø
Beri Keterangan bagian-bagian tumbuhan lumut dan tumbuhan paku yang anda
amati.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN
A.
Tumbuhan
Lumut
Tumbuhan Lumut
Daun
Tumbuhan
Lumut Hati
Tumbuhan
Lumut Tanduk
1. Berdasarkan hasil pengamatan,
apakah anda menjumpai struktur akar, batang, dan daun pada lumut?
ü Tidak, karena akar, batang, dan
daun pada lumut sulit untuk dibedakan, dan juga tumbuhan lumut masih merupakan
organisme eukariotik yang sederhana.
2. Berdasarkan hasil pengamatan apakah
anda mengamati adanya spora? Dibagian manakah spora dapat ditemukan?
ü Dalam pengamatan saya tidak melihat
spora, karena spora hanya bisa dilihat dengan menggunakan Mikroskop. Spora
dapat ditemukan pada kotak spora atau Sporangium.
3. Apakah anda dapat
mengklasifikasikan spesies lumut tersebut ke dalam kelasnya masing-masing?
Sebutkan ciri utama masing-masing kelas yang anda peroleh.
ü
Yang
di peroleh
1)
Bryopsida : Bentuk daunnya berupa
lembaran yang tersusun spiral.
2)
Hepaticopsida : Tidak berdaun, gametofit seperti
mangkok atau memiliki gammae cup.
3) Anthocerotopsida : Seperti Lumut Hati, lumut tanduk mempunyai talus yang
sederhana, sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang dengan hamparan
gametofit seperti karpet yang lebar.
4. Berdasarkan ciri-cirinya, apakah
tumbuhan lumut yang anda amati merupakan sporofit atau gametofit?
ü Tumbuhan lumut dalam reproduksinya
lebih dominan fase gametofit.
5. Dalam hidupnya lumut mengalami
metagenesis. Apa yang dimaksud metagaenesis?
ü Metagenesis adalah proses reproduksi
dengan cara penggiliran keturunan fase sporofit dan fase gametofit.
6. Buatlah bagan mengenai metagenesis
pada tumbuhan lumut dan berikan penjelasannya.
1) Spora jatuh di habitat yang cocok,
serta membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protonema.
2) Protonema tombuh menjadi tumbuhan
lumut.
3) Tumbuhan lumut dewasa membentuk
anteridium dan arkegonium.
4) Anteridium menghasilkan
spermatozoid, sedangkan Arkegonium menghasilkan sel telur.
5) Terjadi fentrilisasi.
6) Terbentuklah Zigot dari hasil
fentrilisasi.
7) Zigot tumbuh menjadi sporogonium.
8) Sporogonium menjadi sporangium.
9)
Sporangium menghasilkan spora.
B.
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku Sejati
Tumbuhan Paku Ekor Kuda
Tumbuhan Paku Kawat
1.
Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda menjumpai struktur akar, batang,
dan daun pada tumbuhan paku? Jelaskan fungsi struktur tersebut.
ü Daun sebagai proses fotosintesis
ü Batang untuk penyangga dan jalur air
dan mineral dari akar ke daun
ü Akar untuk menyerap air dan penahan
tumbuhan Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda
menjumpai adanya spora? Dibagian manakah spora dapat ditemukan? Gambarlah
bagian tumbuhan paku yang mengandung spora.
ü Spora tidak ditemukan karena untuk
melihat spora harus menggunakan mikroskop. Spora terdapat pada sporangium yang terdapat
dibawah daun.
2.
Apakah anda dapat membedakan tumbuhan paku tersebut berdasarkan jenis spora
yang dihasilkan? Jelaskan
ü Paku homospora :menghasilkan satu
jenis spora
ü paku heterospora :menghasilkan dua
jenis spora dengan ukuran yang beda .
ü paku peralihan :menghasilkan spora
yang ukurannya sama namun jenisnya berbeda
3. Berdasarkan ciri-cirinya, apakah tumbuhan paku yang anda
amati merupakan fase saprofit atau gametofit? Mengapa?
ü Tumbuhan paku lebih dominan pada
fase sporofit, karena lebih cepat dalam proses berlangsungnya.
4.
Jelaskan metagenesis pada Tumbuhan Paku.
5.
Identifikasi perbedaan metagenesis pada tumbuhan lumut dan paku dengan
membandingkan skema metagenesisnya.
ü pada tumbuuhan lumut, terdapat
protonrma dan tumbuhan lumut tumbuh setelah protonema, sedangkan
ü pada tumbuhan paku , terdapat
protalium , dan tumbuhan paku tumbuh setelah terbentuknya zygot
BAB V
KESIMPULAN
Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) memiliki keunikan
baik dari struktur tubuhnya, maupun cara reproduksinya. Kedua tumbuhan ini
sangan mudah ditemukan di kehidupan kita, dan sering tumbuh di dinding-dinding
yang sudah cukup tua.
Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku ini juga bermanfaaat
bagi kehidupan kita. Tentunya didapat dengan melalui metode penelitian oleh
para Ilmuan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_paku/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
·
http://budisma.web.id/ciri-ciri-umum-tumbuhan-lumut-bryophyta/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
·
http://budisma.web.id/ciri-ciri-tumbuhan-paku-pteridophyta/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar