Selasa, 02 September 2014

Laporan Pengamatan Bryophyta dan Pteridophyta



LAPORAN BIOLOGI
Bryophyta Dan Pteridophyta
Diajukan untuk memenuhi tugas pengamatan biologi dari
Bapak Drs. Rostiyana M.Pd.
Oleh :
Maulana Rafiq Ramadhan

images.jpg

SMA NEGERI 1 MAJALENGKA
Jl. K.H Abdul Halim Nomor 113 Telp/Fax :(0233) 281220 Majalengka 45418
Email : smansa_mjl@yahoo.co.id Website : www.smasa-mjl.sch.id
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESA, Karena atas limpahan karunianya Laporan Hasil Pengamatan Bryophyta dan Pteridophyta, ini dapat terselesaikan.
Laporan Pengamatan ini berisi tentang pengamatan Bryophyta dan Pteridophyta  baik mengenai ciri-ciri maupun cara reproduksinya. Sehingga kita mempunyai pengetahuan mengenai gejala bakteri yang akan berguna bagi kita di kehidupan, baik sekarang maupun mendatang.
Untuk itu semoga bagi para pembaca bisa mengambil sedikit ilmu dalam Laporan Pengamatan ini.
Bagi pembimbing kami memohon saran dan kritiknya mengenai Laporan Pengamatan ini, sehingga kami bisa memperbaiki hal-hal kekurangan dalam Laporan Pengamatan ini.


Majalengka, 23 September 2013


Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….......
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
A.                 Latar belakang………………………………………………………………………...
B.                 Tujuan pengamatan….……………………………………………………………..
C.                 Rumusan masalah……………………………………………………………………. 
D.                Hipotesis……………………………………………………………………………… 
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………………. 
BAB III METODE PENGAMATAN………………………………………………………… 
A.                 Objek pengamatan……………………………………………………………………. 
B.                 Lokasi pengamatan…………………………………………………………………… 
C.                 Waktu pelaksanaan pengamatan……………………………………………………
D.                Alat dan bahan………………………………………………………………………...
E.                 Langkah kerja…………………………………………………………………………

BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN…………………………………………………….

BAB V KESIMPULAN…….………………………………………………………………….

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
                  Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) merupakan organisme eukariotik yang dengan mudah kita dapatkan di kehidupan sehari-hari. Secara sepintas, kedua tumbuhan ini berwarna kecil dan hijau, serta biasanya menempel pada dinding-dinding yang sudah tua.
                  Namun secara ilmiah kita bisa mendapatkan informasi-informasi penting mengenai kedua tumbuhan ini, dengan cara melakukan Metode Ilmiah. Dengan Metode Ilmiah kita bisa mengetahui ciri-cirinya, cara reproduksinya, dan tempat hidupnya.
                  Selain itu, Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) juga bermanfaat dalam kehidupan kita, diantaranya menjadi bahan obat, bahan penggosok (ampelas). Tentu hal itu dapat diketahui dengan melalui Metode Ilmiah. Untuk itu Metode ilmiah sangan berguna dalam membantu usaha mensejahterakan manusia.

B.    Tujuan Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati struktur Bryophyta dan mengamati struktur Pteridophyta.

C.     Rumusan Masalah
Ø Bagaimana struktur Bryophyta ?
Ø Bagaimana struktur Pteridophyta ?
D.   Hipotesis
Ø Ada yang berbentuk lembaran (Hepaticopsida), kecil dan tegak (Bryopsida), serta berukuran kecil sekitar 1-2 cm
Ø Sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati yang menyirip.

BAB II
LANDASAN TEORI
Ø    Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
Ø    Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku atau paku-pakuan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000, dengan perkiraan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Paku-pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal, seperti lantai hutan yang lembab, tebing perbukitan, merayap pada batang pohon atau batuan, di dalam kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik, serta sela-sela bangunan yang tidak terawat. Meskipun demikian, ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan karena salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.
Tumbuhan paku merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
Menurut petunjuk-petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu bentuk tumbuhan paku purba terwujudlah tumbuhan berbiji, suatu kelompok tumbuhan yang mendominasi vegetasi masa kini. Akibatnya, menurut pendapat tersebut, tumbuhan paku merupakan kelompok yang parafiletik. Pendapat ini agak berbeda dengan petunjuk yang diperoleh dari pengamatan biologi molekular. Menurut pendapat dari kalangan ini, tumbuhan paku (minus kelompok Lycophytina) merupakan "saudara" dari tumbuhan berbiji, sehingga tumbuhan paku merupakan kelompok yang monofiletik.
Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rimpang yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung seperti gagang biola dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu tersusun sebagai daun majemuk.
Daur hidup tumbuhan paku mengenal metagenesis /pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembap. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.


BAB III
METODE PENGAMATAN
A.   OBJEK PENGAMATAN
          Objek yang kami amati adalah Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku).
B.   LOKASI PENGAMATAN
Lokasi kami melaksanakan kegiatan pengamatan ini bertempat di Ruangan Kelas   X-MIA-4 SMAN 1 Majalengka.
C.    WAKTU PELAKSANAAN PENGAMATAN
Waktu pelaksanaan kegiatan pengamatan yang kami lakukan pada tanggal 16 Januari 2013 , Pukul 09.30-11.30 .
D.   ALAT DAN BAHAN
Ø Tumbuhan Lumut (Lumut Hati, Lumut Daun, Lumut Tanduk)
Ø Tumbuhan Paku (Paku Sejati, Paku Ekor Kuda, Paku Kawat)
Ø Lup

E.   LANGKAH KERJA
Ø Siapkan alat dan bahan.
Ø Amati tumbuhan lumut dan tumbuhan paku satu persatu.
Ø Catat data hasil pengamatan.
Ø Gambar hasil pengamatan dalam lembar pengamatan.
Ø Beri Keterangan bagian-bagian tumbuhan lumut dan tumbuhan paku yang anda amati.




BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN
A.        Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Lumut Daun
Tumbuhan Lumut Hati
Tumbuhan Lumut Tanduk

1.     Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda menjumpai struktur akar, batang, dan daun pada lumut?
ü Tidak, karena akar, batang, dan daun pada lumut sulit untuk dibedakan, dan juga tumbuhan lumut masih merupakan organisme eukariotik yang sederhana.

2.     Berdasarkan hasil pengamatan apakah anda mengamati adanya spora? Dibagian manakah spora dapat ditemukan?
ü Dalam pengamatan saya tidak melihat spora, karena spora hanya bisa dilihat dengan menggunakan Mikroskop. Spora dapat ditemukan pada kotak spora atau Sporangium.
3.     Apakah anda dapat mengklasifikasikan spesies lumut tersebut ke dalam kelasnya masing-masing? Sebutkan ciri utama masing-masing kelas yang anda peroleh.
ü Yang di peroleh
1)    Bryopsida : Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral.
2)    Hepaticopsida : Tidak berdaun, gametofit seperti mangkok atau memiliki gammae cup.
3)  Anthocerotopsida : Seperti Lumut Hati, lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana, sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang dengan hamparan gametofit seperti karpet yang lebar.
4.     Berdasarkan ciri-cirinya, apakah tumbuhan lumut yang anda amati merupakan sporofit atau gametofit?
ü Tumbuhan lumut dalam reproduksinya lebih dominan fase gametofit.
5.     Dalam hidupnya lumut mengalami metagenesis. Apa yang dimaksud metagaenesis?
ü Metagenesis adalah proses reproduksi dengan cara penggiliran keturunan fase sporofit dan fase gametofit.
6.     Buatlah bagan mengenai metagenesis pada tumbuhan lumut dan berikan penjelasannya.
1)    Spora jatuh di habitat yang cocok, serta membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protonema.
2)    Protonema tombuh menjadi tumbuhan lumut.
3)    Tumbuhan lumut dewasa membentuk anteridium dan arkegonium.
4)    Anteridium menghasilkan spermatozoid, sedangkan Arkegonium menghasilkan sel telur.
5)    Terjadi fentrilisasi.
6)    Terbentuklah Zigot dari hasil fentrilisasi.
7)    Zigot tumbuh menjadi sporogonium.
8)    Sporogonium menjadi sporangium.
9)    Sporangium menghasilkan spora.



B.        Tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku Sejati
Tumbuhan Paku Ekor Kuda
Tumbuhan Paku Kawat
1.     Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda menjumpai struktur akar, batang, dan daun pada tumbuhan paku? Jelaskan fungsi struktur tersebut.
ü Daun sebagai proses fotosintesis
ü Batang untuk penyangga dan jalur air dan mineral dari akar ke daun
ü Akar untuk menyerap air dan penahan tumbuhan                              Berdasarkan hasil pengamatan, apakah anda menjumpai adanya spora? Dibagian manakah spora dapat ditemukan? Gambarlah bagian tumbuhan paku yang mengandung spora.
ü Spora tidak ditemukan karena untuk melihat spora harus menggunakan mikroskop. Spora terdapat pada sporangium yang terdapat dibawah daun.
2.     Apakah anda dapat membedakan tumbuhan paku tersebut berdasarkan jenis spora yang dihasilkan? Jelaskan
ü Paku homospora :menghasilkan satu jenis spora
ü paku heterospora :menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran yang beda .
ü paku peralihan :menghasilkan spora yang ukurannya sama namun jenisnya berbeda
3.     Berdasarkan ciri-cirinya, apakah tumbuhan paku yang anda amati merupakan fase saprofit atau gametofit? Mengapa?
ü Tumbuhan paku lebih dominan pada fase sporofit, karena lebih cepat dalam proses berlangsungnya.
4.     Jelaskan metagenesis pada Tumbuhan Paku.
5.     Identifikasi perbedaan metagenesis pada tumbuhan lumut dan paku dengan membandingkan skema metagenesisnya.
ü pada tumbuuhan lumut, terdapat protonrma dan tumbuhan lumut tumbuh setelah protonema, sedangkan
ü pada tumbuhan paku , terdapat protalium , dan tumbuhan paku tumbuh setelah terbentuknya zygot
BAB V
KESIMPULAN
Bryophyta (Tumbuhan Lumut) dan Pteridophyta ( Tumbuhan Paku) memiliki keunikan baik dari struktur tubuhnya, maupun cara reproduksinya. Kedua tumbuhan ini sangan mudah ditemukan di kehidupan kita, dan sering tumbuh di dinding-dinding yang sudah cukup tua.
Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku ini juga bermanfaaat bagi kehidupan kita. Tentunya didapat dengan melalui metode penelitian oleh para Ilmuan.


BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

·        http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
·        http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_paku/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
·        http://budisma.web.id/ciri-ciri-umum-tumbuhan-lumut-bryophyta/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014
·        http://budisma.web.id/ciri-ciri-tumbuhan-paku-pteridophyta/
Diunduh tanggal 22 Januari 2014




Tidak ada komentar:

Posting Komentar